Header Ads

Seo Services

Seks Tante Keenakkan

 https://bit.ly/31yEKqd

Seks Tante Keenakkan

Aku baru saja selesai mandi dan berniat ngeteh diteras rumah sambil menghirup undara pagi yang segar. Akan tetapi mataku melihat tante Rani tengah asyik menikmati keindahan bunga di taman depan rumah. Dengan gaya ala petani bunga Cibodas, tante Rani nampak seriua memperhatikan tanaman itu.

'' Pagi tan '' sapaku.
'' Hmmm,,,'' balasnya tanpa berpaling dari rumpunan bunga.
'' Mau aku buatin minum nda tan ? '' tanyaku lagi setengah menawarkan jasa.
'' Nda usah !! '' jawabnya juga seraya membelakangiku. Aku tak melihat tante Rita, Hendri ataupun Nita pagi ini.
'' Ach, pada lari pagi kali ! '' pikirku.

Aku kembali memperhatikan tante Rani yang membelakangiku. Mulai dari betisnya yang putih mulus meskipun nampak kurus, pahanya yang lebih mulus dari betisnya, bokongnya meskipun terbalut celana pendek, namun terlihat jelas lekukannya.
'' Coba dia bisa aku tiduri seperti tante Rita ya ! '' gumamku dalam hati. Belum habis lamunanku, tiba-tiba kulihat tubuh tante Rani terhuyung lemah ingin tersungkur. Dengan cepat aku meloncat dan memegangi tubuhnya yang nyaris tersungkur ke tanah, meninggalkan sisa lamunan cabulku.

Kurangkul tubuhnya yang mulus dan terlihat lemas sekali.
'' Ngga papa kan tan ? '' tanyaku penuh rasa khawatir, seraya memapah tubuh tante Rani.
'' Kepalaku terasa pusing Fad '' jawab tante Rani lemah.
'' Ya udah, istirahat ada di dalam '' saranku sambil terus memapahnya ke dalam rumah.
'' Akhirnya aku bisa merangkul mu Tante Rani '' ucapku dalam hati. Ada sejuta kebahagian di hatiku karena mampu merangkul tubuh si angkuh tersebut.

Setelah berada di dalam rumah, dengan perlahan kududukan tante Rani di sofa ruang tamu. Dengan menarik nafas tante Rani duduk dan bersandar pada sandaran sofa. Setelah itu aku melangkah meninggalkannya sendiri. Tak berapa lama aku kembali dengan segelas air hangat dan menghampiri tante Rani yang tengah bersandar di sandaran sofa.
'' Minum dulu tan, biar enakkan ! '' ujarku sambil menyerahkan gelas berisi air hangat yang kubawa. Tante Rani pun meminum air hangat yang kuberikan.
'' Makasih ya Fad '' ucapnya lemah meletakkan gelas di meja yang di depannya.

'' Kepalanya masih pusing ngga tan ?'' tanyaku. Tante Rani hanya menganggukan kepalanya.
'' Mau dipijatin ngga '' tanyaku lagi.
''E , em '' jawab tante Rani perlahan seakan tengah menahan sakit. Aku pun mulai memijat mulai dari kepalanya dengan perlahan lahan, kemudian dahinya yang dia bilang merupakan pusar rasa sakitnya.
'' Wahh, kenapa tante Fad ?'' tanya Nita yang baru pulang.
'' Tadi si tante hampir jatuh, kepalanya pusing Nit! '' jawabku.
'' Terlalu capek kali ? '' ujar Nita sambil melangkah ke dapur.
'' Dah agak mendingan Fad '' kata Tante Rani dengan mata terpejam, menikmati pijatan jariku. Terasa hangat dahinya besamaan dengan rasa hangat yang menjalari tubuhku. Harum aroma tubuh tante Rani terasa menusuk keduda lubang hidungku. Membuat aku ingin lebih lama lagi memijat dan dekat dengannya.

'' Masuk angin kali tan, dahinya agak hanget ni !? '' jelasku, berupaya memancing agar niatku tercapai.
'' Iya kali? '' ujarnya pula, seakan mengerti akan arti ucapanku. Membuatku makin berani lebih jauh. '' '' Mau dikerokin ga !? '' tanyaku dengn penuh harap kepadanya.
'' Memang kamu bisa!? '' tante Rani balik bertanya. Membuat hatiku terasa berdebar tak karuan.
'' Ya bisa… '' jelasku dengn cepat, takut tante Rani berubah pikiran lagi.
'' Ya udah, tapi dikamar ya…, gak enak disini '' pinta tante Rani. Membuat hatiku berdebar makin cepat. Dengan perlahan ku papah dia melangkah menuju kamarnya. Akupun berusaha untuk menahan dan menenangkan hatiku. Yang mulai dirasuki niat dan pikiran kotorku.

Setelah berada didalam kamar, kusarankan agar dia istrahat diranjangnya. Tante Rani pun merebahkan tubuhnya seraya bernafas panjang. Seolah olah ada beban berat yg dibawanya. Aku segera berlalu mengambil obat gosok dan coin untuk mengerok tubuh tante Rani. Setelah kudapati semua yg kubutuhkan, aku kembali menghampiri tante rani yg tengah menanti. Dengan memberanikan diri aku memintamya agar dia melepaskan pakaian yg dipakainya. Dia pun perlahan melepaskan pakaian atau baju yg dipakainya. Sehingga tante Rani kini hanya mengenakan bra yg berwarna pink dan celana pendek saja. Ada getaran hangat menjalari seluruh tubuhku, saat menyaksikan tante Rani membuka bajunya. Hingga membangunkan kejantanan dan hawa nafsuku. Yang memang telah mengendap dibenakku sejak awal, ketika memperhatikan dia ditaman.

Dengan perasaan yang tak menentu dan dibayangi nafsu dibenakku. Akupun mulai mengusap-usap punggung mulus yg memblakangiku, dengn hati hati sekali.
“ Tali branya dibuka aja ya tan ?? '' pintaku penuh harap sambil terus mengusap dan mengerok punggung bagus dihadapanku.
'' Iya… '' jawabnya lirih. Menahan kerokan dipunggungnya, entah sakit atau geli aku tak tau. Yang pasti tanganku segera melepaskan kait tali branya, sehingga mmbuat branya melorot mnutupi sbagian payudaranya yg bulat dan berisi. Seperti payudara milik gadis kebanyakan. Stelah tiada lagi penghalang dipunggungnya, akupun membalurinya dngn minyak gosok. Dan jari jemarikupun menari mmbentuk garis dipunggung tante Rani.

Sambil sekali kali mataku melirik kearah payudaranya yg berusaha ditutupi dengan bra dan kedua telapak tangannya. Tapi hal tersebut membuatku semakin terangsang didorong rasa penasaran yg teramat. Sementara tante Rani hanya terdiam seraya memejamkan matanya yg bulat dan indah.
'' Pelan-pelan ya Fad!? '' pintanya masih dengn mata yg terpejam. Tiba tiba pintu kamar perlahan terbuka, nampak Nita tengah berdiri dimuka pintu.
'' Tan aku mau kerumah teman dulu ya!? '' ujar Nita berpamitan seraya matanya melirik kearahku.
'' Iya Nit… '' balas tante Rani tanpa brpaling kearahnya. Kmudian scara prlahan Nita mnutup pintu kembali dan brlalu pergi.

Jari tanganku mulai nakal terhadap tugasnya, jariku terkadang nyelinap dibawah ketiaknya berusaha meraih benda yg bulat dan padat berisi yg ditutupinya. Tapi tangan tante Rani terkadang berusaha menghalanginya, dengn merapatkan pangkal lengannya.
'' Jari kamu nakal ya Fad!? ” ucap tante Rani setengah berbisik seraya melirik ke arahku. Membuatku tersipu malu.
'' Habis ga kuat sich, tan…'' jawabku jujur. Tapi tante Rani malah melepaskan branya sehingga kini payudaranya nampak polos tanpa pelindung lagi. KlikDisini : 

 http://www.kenzopoker.club/game_news.php?menu=game

Dan langsung menjadi santapan kedua mataku tanpa berkedip. Langsung membuat hatiku berdebar debar menyaksikan pemandangan tersebut.
'' Sekarang bisa kamu pelototin pe puas dech!!'' ujar tante Rani tak lagi menutupit buah dadanya dengn kedua telapak tangannya lagi. Jantungku terasa begitu cepat berdetak dan membuat lemas seluruh persendianku. Kontolku berlahan tapi pasti mulai berdiri tegak mengikuti dorongan hasratku.

'' Memang dah selesai ngeroknya Fad!? '' tegur tante Rani mengingatkanku. Membuat aku segera melanjutkan perkerjaanku yg tertunda sesaat. Hampir seluruh bagian belakang tubuh tante Rani telah kukerok dan berwarna merah bergaris garis. Hanya bagian bokongnya yg luput dari kerokanku karna terhalang dengn celana pendek serta CD yg dikenakannya. Tapi belahan bokongnya telah puas kupelototin.

Akhirnya pekerjaanku selesai juga. Kemudian dengn perlahan jari jariku memijati pundaknya. Tante Rani menundukan kepalanya, sekali sekali terdengar suara dahak dari mulutnya. “Sudah Fad!” printahnya, agar aku mnyudahi pijatanku.

Dengan prasaan malas akupun menghentikan pijatanku dan segera membrsihkan sisa sisa minyak dikedua telapak tangnku.
'' Cuci tanganmu dulu biar bersih sana!!'' pinta tante Rani sekaligus perintah. Akupun beranjak pergi kekamar mandi yg memang ada didalam kamar tersebut. Steelah usai mencuci seluruh tanganku hingga benar benar bersih. Akupun kembali menghampiri tante Rani yg tengah telentang diatas ranjang masih dengn keadaan separuh bugil. Seperti saat aku tinggalkan kekamar mandi. Hingga payudaranya yg bulat dan berisi nampak membusung besar didadanya, dengn puting yg berwarna coklat susu.
'' Ayo Fad, kamu mau mainin ini kan!? , Aku juga mau kok! '' ucap tante Rani sambil meremas salah satu payudaranya hingga putingnya menonjol kearahku. Akupun mendekat menghampirinya dengn perasaan nafsu. Membuat kontolku kian berdiri dan mengeras kencang dibalik celanaku.

Akupun tak menunggu lebih lama, segeraku remasi payudaranya yg menantang. Tante Rani bergelinjang saat telapak tanganku mendarat dan meremas kedua payudaranya.
'' Achh.., iya Fad trussss '' rintihnya perlahan. Jari jemariku kian liar meremasi seluruh daging bulat yg padat brisi. Jariku juga memainkan putingnya yg mulai mengeras. \
'' Iya,.., ayo diisep Fad.., aaaayooo '' pinta tante Rani dengn nafas tak tratur. Akupun segera menjilati dan mengisapi puting payudaranya.
'' Aduhhh…, enaaaak, trusss….'' desah tante Rani seraya memegangi kepalaku. Aku semakin bernafsu dengn puting yg kenyal seperti urat dan menggemaskan. Sementara tante Rani semakin mendesah tak karuan. Tangan kananku meluncur kearah selangkangan dibawah pusar, terus menyusup masuk diantara celana dan CD tante Rani . Hingga jari jariku trasa mnyentuh rumput halus yg cukup lebat didalamnya. Tante Rani membuka pahanya tak kala jari telunjukku berusaha masuk kedalam lobang yg ada ditengah bulu bulu halus miliknya.
'' Aowww…'' jerit kecil tante Rani saat telunjukku berhasil memasuki lobang memeknya. Dia pun mnggeliatkan tubuhnya penuh gairah nafsu. Smentara kontolku semakin mengeras hendak keluar dari bahan yg menutupinya.

Cukup lama jari telunjukku keluar masuk didalam memek tante Rani , hingga lobang itu mulai terasa basah dan lembab. Sampai akhirnya tangan tante Rani menahan gerakan tanganku dan meminta menyudahinya.
'' Aaaachhh.., udaahhh., Faddh.., aaachh'' rintih tante Rani . Akupun menarik tanganku dari balik celananya dan melepaskan putingnya dari mulutku.

'' Buka pakaianmu dong, Fad!!'' seru tante Rani seraya bangkit dan melepaskan celana pendek serta CDnya. Sehingga dia bugil dan nampak rumput hitam ditengah slangkangannya yg baru saja ku obok obok. Akupun melepaskan semua pakaianku dan bugil seperti dirinya.

Dengan senyum manis kearahku, tante Rani mendekat dan berjongkok tepat didepan selangkanganku. '' Aouw, gede banget..!!'' seru tante Rani seraya telapak tangannya meraih kontolku yg telah berdiri dan keras. Dengn tangan kanan dia memegang erat batang kontolku, sedangkan telapak kirinya mengelus elus kepalanya. Hingga kepala kontolku terasa berdenyut hangat. Kemudian dimasukan kontolku kedalam mulutnya seraya matanya melirik ke arahku.
'' Agghhh… '' aku melengguh tak kala seluruh kontolku tnggelam masuk kedalam mulutnya. Darahku berdesir hangt menjalari seluruh urat ditubuhku. Aku hanya dapat memegangi kepala tante Rani , meremas serta mengusap usap rambutnya yg ikal sebahu. Sementara tante Rani smakin liar, sebentar mengulum dan mengemud seakan dia ingin melumat seluruh kontolku. Ternyata dia lebih buas dari tante Rita. Trkadang dia menjilati dari batang hingga lobang kencing dikpalanya.
'' Aaaaaaa… '' erangku menahan rasa nikmat nan teramat. Terasa tubuhku melayang jauh tak menentu.

Entah berapa lama tante Rani mengemut, menjilat dan mengulum kontolku. Yg jelas hal ini mmbuat tubuhku bergetar dan hampir kejang.
'' Gantian dong tan, aku juga mau jilatin memekmu! '' rengekku, hampir tak mampu menahan nafsuku. Ingin rasanya memuntahkan keluar sebanyak banyak. Agar tante Rani mandi dengn air maniku.

Tante Rani sgera bangkit berdiri meninggalkan kontolku yg masih brdiri tegak. Kemudian aku meminta agar dia duduk dikursi tanpa lengan yg ada. Akupun berjongkok menghadap memeknya yg dihiasi bulu lebatnya. Kedua kaki tante Rani tertumpu pada kedua bahuku. Maka mulutku mulai menjarah memek yg telah menganga terkuak jari jemariku, hingga nampak jelas lobang memek yg berwarna merah dan lembab. Lidahku pun mulai menjelajahi dan menjilati lorong itu.
'' Aaaaowwh…, aaaa…, iyyyaaa.., trussss, aassstttssh'' desah tante Rani saat lidahku bermain menjilati lobang memeknya.
“Aduuuhh,…, truuusss, lebihhh daallaaamm, aaah,… enaaakhh, agh, agh, aghhhh” rintihnya pula sambil mremas dan mnjambaki rambut dikpalaku. Lidahkupun smakin liar dan brusaha masuk lebih dalam lagi. “Aaaaghh,.., gilaaaa…, enaaaksss,.., ubss,.., aaaaachghhh” suara tante Ivone tak karuan. Lidahku brhenti mnjilati dinding lobang memek, kini berpindah pada daging mungil sbesar biji kacang hijau. Ku jilati itil yg brwarna merah dan basah dngn air mazinya dan air liurku.

“Aughh…..” suara tante Rani seperti tersedak sambil merapatkan kedua pahanya, hingga menjepit leherku, ketika ku isap itilnya.
'' Aaaaa.., auwghhh…., yaaaaa '' ucap tante Rani lirih.
'' Udahhh…, Fad…, udddaah Faadd '' rengek tante Rani seraya mendorong kepalaku dengn kakinya yg terkulai lemas dibahuku.

Akupun melepaskan isapan mulutku pada itil tante Rani dan bangkit berdiri dihadapannya dengn kontol yg masih tegak dan keras. Kemudian meminta tante Rani agar bangkit dari duduknya. Kini aku yg menggantikan posisinya duduk dikursi.

Tante Rani naik keatas pahaku dan tubuhnya menghadap kearahku, hingga tubuh kami saling berhimpitan. Kemudian tante Rani mmbimbing kontolku masuk kelobang memeknya dengan jarinya. '' Aagghhsss.. '' rintih kecil tante Rani ketika kontolku masuk menusuk memeknya. Tak lama kemudian bokongnya mulai turun naik, mengesek gesek kontolku didalamnya. Akupun mengimbanginya dengn memegangi pinggulnya membantu bokongnya turun naik.
'' Aachhh.., yaaaa, oohhh, enaaak Fadd ,, Auwwghhh…., aaaaaa…, oohhhh, yaaa '' racau tante Rani tak karuan jika tubuhnya turun menenggelamkan kontolku dimemeknya.

'' Aauwww, aku ga tahan ne Fadd,…, aaaauwww, yessss '' rintih tante Rani sraya menggerakkan bokongnya dengn cepat. Akupun membalas reaksinya, dengan melumat lagi payudaranya.
'' Aaaaaawhhh……..'' erang tante Rani sambil menekan bokongnya lebih rapat dengan selangkanganku. Akupun mengejang menahan tekanan bokong tante Rani .
'' Aaaachhhh…….'' akhirnya aku tak mampu lagi membendung cairan kental dari dalam kontolku. Kamipun saling berpelukan dengn erat beberapa saat dengn brcampur peluh masing masing.

Setelah cukup lama kami berpelukan, kamipun bangkit dengn malas, enggan beranjak dari suasana yg ada. Stelah itu kamipun mandi membrsihkan tubuh kami masing masing yg basah dngn peluh syurga.

Akhirnya aku bisa menidurimu dan menaklukan keangkuhanmu Rani Gienarsih. AgenBandarCeme.

No comments

AgenBandarCeme - SPG Swalayan Yang Cantik

SPG Swalayan Yang Cantik Aku pernah bekerja di salah satu swalayan terkemuka di kota M selama lbh kurang 7 taon. Awal-nya penempatan aku...